Taman nasional manusela secara geogradis terletak antara 129⁰9’33” - 129⁰46’14”BT dan 2⁰48’24”- 3⁰18’24”LS. Secara Administratif termasuk wilayah kecamatan Seram Utara yang bekedudukan di Wahai dan Kecamatan Seram Selatan di Tehoru Kabupaten Maluku Tengaj Propinsi Maluku.
Menurut
Schidmit dan Ferguson, TNM termasuk dalam wilayah type B dengan nilai Q = 27,90 mm dengan curah hujan 1500 - 2000 mm /thn temperatur 25 - 35
⁰, kelembaban rata-rata 82,9 % - 93,5%. Terbentang dari ketinggian 0 - 3027 Mdpl dengan puncak tertinggi Gunung Binaya (3,027m) dengan kemiringan topografi berkisar 30-60%.
Penentuan zona disesuaikan dengan Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 sebagai penyempurnaan dari Surat Keputusan menteri Pertanian No.82 / Kpts /Um /II/1980 tentang “Pengelolaan Kawasan lindung / Konservasi”.
Zobafikasi Taman nasional manusela disesuaikan denga fungsinya sebagai kawasan lindung / konservasi, pengembang visi dan misinya sebagai sebuah kawasan penyangga kehidupan hayati berkelanjutan.
Wilayah Taman Nasional Manusela yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi mempunyai 4 zona utama yaitu :
1. Zona Inti
Zona Inti adalah kawasan konservasi yang dilindungi secara maksimum dan harus bebas dari segala aktivitas manusia yang merusakkan, yang meliputi :
· Sekitar g. Kobipoto hingga puncaknya
· Puncak Gunung Mamahala
· Puncak pegunungan Murkele Besar dan Murkele Kecil
· Puncak pegunungan Nakabata
· Puncak Gunung Mamahatan
· Puncak Gunung Likutuhu
· Puncak pegunungan Sapulewa
· Puncak Pegunungan Loradule
2. Zona Rimba
Di dalam zona rimba dapat dilakukan kegiatan pembangunan dan pengembangan secara terbatas, antara lain pembinaan habitat dan populasi satwa, wisata alam terbatas, penelitian dan pendidikan konservasi. Meskipun zona rimba diperbolehkan adanya aktivitas tetapinporsi terbesar tata ruang tetap untuk perlindungan, zona ini meliputi Wai Mual, Wai Teluarang, Wai Isal, dareha Piliana, Lembah Manusela, Wai Kawa, Wai Uta, dan Wai Rumah Sokat
3. Zona Penyangga
Merupakan kawasan terbatas penggunaannya dan terkendali. Zona ini meliputi seluruh kawasan pantai Tehoru hingga Laimu untuk bagian selatan. Sedangkan untuk bagian utara sepanjang pantai labuah hingga besi, dan si sebelaj Timur Laut sampai di timur Wai Isal sejal dari muara hingga ke hulu.
4.
Zona Pemanfaatan
Zona ini dikembangan untuk pemanfaatan kegiatan pariwisaa dan rekreasi alam, penelitian dan pengembangan pendidikan, pemulihan jenis tumbuhan dan atau satwa asli serta kegiatan yang menunjang budidaya seperti pengsahaan penangkaran tumbuhan dan atau satwa. Wilayahnya meliputi sekitar Wai Uta, panta Saleman, Pantai Rumah Sokat, Pantai Tanjung Mual, Pantai Pasahari, dan dataran rendah Pasahari, sekitar Sasarata, Piliana dan Saunulu
5.
Zona Pemanfaatan Tradisional
Zona ini memiliki potensi tumbuh-tumbuhan dan satwa yang dapat dimanfaatkan hanya secara tradisional oleh masyarakat sekitar yang menggantukan hidupnya pada hasil hutan non kayu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Zona ini meliputi sebelah utana TN Manuseka sekitar Pantai teluk Saleman dan tanjung Mual, sekitar Msihulan, dataran sekitar Rumah Sokat hingga kaki bukit, sekitar Wai Morimatu, Wai Mual, dan Wai Isal, sepanjang Wai Isal sampai kaku bukit Kobipoto dan Lembah manusela, sebelah selatan kaki pegununugan manusela sebelah selatan atau menmghadap laut Banda.
Tipe Vegetasi
Taman Nasional manusela secara ekologis memiliki 7 tipe vegetasi, yaitu berturut-turut dari pantai ke puncak gunung Binaya , yaitu:
- Hutan Mangrove (Mangrove Formation)
Vegetasi Mangrove merupakan jalur sempit, terletak di belakang pantai berpasir yang agak tinggi di sepanjang pantai Utara. Perkembangan terbaik terdapat di sepanjang Tanjung mual dan Muara Wai Isal. Mangrove bisa dimanfaatkan sebahai bahan makanan, minuman, kosmetik, obat dan sabun
2.
Vegetasi Pantai
Vegetasi di Taman nasional manusela berkembang dengan baik di sepanjang pantai utara yang berpasir . Di daerah pesisir selatan sudah jarang ditemukan vegetasi pantai alami. Tumbuhan yang dominan adalah Ipomea pescaprea, Sviivax Litoralis, terminalia Cattapa, pandanus Sp, Casuarina Equisetifolia.
3. Hutan Rawa Dataran rendah ( Lowland Swamp Forest)
3. Hutan Rawa Dataran rendah ( Lowland Swamp Forest)
Formasi ini merupakankelompok-kelompok kecil yang perkembangannya kurang baik, terletak di belakang hutan mangrove di pantai utara. Jenis-jenis tumbuhan yang dominan adalah Nauclea sp, Ficus nodosa, Baringtonia Racemosa, Eugenia sp, Callophylium Soulatri, Callophyllum Inophyllum, Alstonia Sclorais, Anthocephalus cadamba.
Daerah ini khususnya dis ekitar Wai Isal dan Wai Mual. Pada musim kemarau yang berkepanjangan daerah ini sangat rawan kebakaran
4. Vegetasi tebing Sungai (Riverbank Vegetation)
Tipe vegetasi ini perkembangannya sangat baik di sepanjang sungai-sungai utama : Wai Mual da lembah Wai Kawa. Jenis- jenis yang ditemukan di daerah ini antara lain : Benuang (ortomeles Sumatrana) Ficus sp, Litsea Spm Euhenia Spp, Diospyros sp, Vitex gofasus dan Alstonis spectabilis.
5. Hutan Hujan dataran rendah ( lowland Rain Forest)
Tipe vegertasi ini menutupi sebagian besar dataran rendah Wai Mual dan Lembah Wai Kawa di bagian Utara sampai dengan ketinggian 500 mdpl. Jenis-jenis penyusunannya antara lain meranti (Shorea Selanica, Shorea Montigena), Kapur Kayu (Hope spp), Kayu Raja ( Koompassia mallaccensis), Kenari ( Canarium spp) yang merupakan salah satu sumber penghasilan masyarakat sekitar hutan dimana hasilnya ( biji kenari) yang memeliliki nilai ekonomis juga sebagai sumber bahan pangan burung-burung yang ada di kawasan , Bintanggur ( callophyllum inophyllum), Merbau (intsia bijuga) Pala Hutan (Miristica succdaea, Mysristica aromatea) dan Podocarpus sp
6. Hujan Hujan Pegunungan (mountain Rain Forest)
Tipe Vegetasi ini dijumpai di seluruh pegununugan Murkele dan gunung Kobipoto, pada ketinggian antara 500-1500 mdpl.
Jenis-jenis yang ditemukan adalah Agathis Alba, Agathis phliipinensis, Casuarina montana, Duabanga Moluccana, Diospyros sp, Pterocarpus blumeii. Hutan hujan pegununugan juga kaya akan jenis-jenis rotan dan liana, tetapi secara umum dapat dikatakan hutannya dengan tumbuhan bawahnya yang jarang. Pada tempat yang lebih tinggi tumbuhan bawahnya bertambah dengan perdu dari jenis Impatens sp, Dianella sp, Brumania sp, Dacrydium sp, Phyllaciadus sp, dan Podocarpus sp.
7. Hutan Lumut ( Elfin /Moss Forest)
Hutan lumut terletak di atas ketinggian 1.500 mdpl dan ditadai dengan pohon-pohonannya yang berukuran kecil dengan berbagai bentuk yang tertutup dengan lumut dan paku-pakuan yang biasanya tumbuh di atas tanah atau sebagai epifit. tumbuhan utam antara lain Rhododndon sp dan Angoiostris sp.
Keanekaragaman Flora dan fauna TM Manusela
A. Flora
Jenis vegetasi yang ada di Taman Nasional manusel merupakan keturunan flora Asia- Sulawesi yang memounyai beberapa unsur Australia - papua. Jenis flora khas zona Autralis yang terdapat di kawasan ini antara lain Melaleuca leucadendron dan Eucalyptus sp. ( Kayu Loreng dengan ciri khas kulit kayu yang terkelupas sehingga terlihat batang kayu berwarna loreng), sedangkan jenis khas Asia meliputi Shorea Selenica, Nyamplung ( Calophyllum Inophyllum), Langst hutan (Aglaia argentia) dan Dunia (Durio sp)
Berdasarkan data invetarisasi ( lapangan dan studi referensi) yang diperoleh data potensi flora yang ada di kawasan Taman Nasional Manusela yaitu : angrek 90spesies oakis 598 Taksa, salah satu diantaranya adalah Pakis Binaya yang merupakan pakis Endemik Gn Binaya ( dengan ciri batang berkayu) dan tumbuhan berkayu 162 species.
B. Fauna
Mamalia yang dilindungi di kawasan Taman Nasional Manusela antara lain ; Rusa (cervus sp), Kusu / Kuskus (spilocuscus maculatus dan Phalanger orientalis - phalanger urinas). Di taman nasin\onal Manusela dapat dijumpai mamalis jenis Babi hutan ( Susscrora dan S. Celebebsis) dan MUsang (Paradoxurus hermaphoditus, Vivera Tangulunga). Ada 26 jenis kelelawar di kawasan Taman nasional Manusela antara lain Rounsettus amplixicaudus, ptero[us melaopogon, pteropus ocularis dan macroglossus minimus.
AVES, di TN Manusela terdapat 196 sp, dengan 13 diantaranya adalah endemik. Species yang sering dijumpai adalah Cacatua Moluccensis ( kakatua Seram, jambul Merah,Jambu ), Megapodius freycinent ( burung Gosong Maluku) Lorius roratus ( burung Bayan), Accipitridae Sp ( Alap-Alap), dll
REPTILIA, Penelitia menemuka 46 jenis reptilia, terdiri dari kura-kura air tawar, penyu laut, buata, kadal, dan ular . tingkat endemisme reptil di pulau seram termasuk rensah, yaitu Kaadal endemik seram .
Beberapa foto Di Wialayah Taman Nasional Manusela.. Muantap oe....